SISTEM UAV - PENUGASAN 2
JURUSAN TELEKOMUNIKASI
PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI MILITER
SISTEM UAV
PENUGASAN II
DI SUSUN OLEH:
SERDA IRVAN RIZKI RAHMADHANI NIM
20210626-E
PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI MILITER
JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLTEKAD KODIKLATAD
1.
Mode Terbang Drone Bomber Poltekad
a.
Manual (line Of Sight)
Manual
(line of sight) adalah salah satu mode terbang drone yang mengharuskan pilot
untuk memegang kendali langsung dan melihat drone secara langsung tanpa
menggunakan bantuan teknologi seperti GPS atau penginderaan jarak jauh.
Prinsip
kerja drone pada mode terbang manual (line of sight) yaitu drone dikendalikan
oleh pilot melalui remote control atau transmitter yang terhubung dengan drone
melalui sinyal radio. Pilot harus memiliki pandangan langsung pada drone dan
memantau posisi, orientasi, dan kecepatannya dengan mata mereka sendiri.
Pada
mode terbang manual, drone tidak akan mengikuti jalur atau rute tertentu yang
telah diprogram sebelumnya, melainkan akan bergerak sesuai dengan input dari
pilot. Ini memungkinkan pilot untuk mempertimbangkan faktor lingkungan seperti
angin dan hambatan lainnya, serta memungkinkan pengambilan keputusan real-time
yang lebih akurat dan fleksibel.
Namun,
terbang dengan mode manual juga memiliki risiko karena membutuhkan keterampilan
piloting yang baik dan risiko kesalahan manusia. Karena itu, mode terbang
otomatis menggunakan teknologi GPS dan penginderaan jarak jauh biasanya lebih
disukai untuk keamanan dan efisiensi yang lebih besar dalam pengoperasian
drone.
b.
Auto Pilot
Autopilot
pada drone adalah sistem otomatis yang memungkinkan drone untuk terbang dengan
sendirinya tanpa harus dikendalikan oleh pilot secara manual. Sistem autopilot
pada drone dapat memperoleh data dari berbagai sumber seperti sensor, GPS,
kompas, dan kamera, sehingga drone dapat terbang secara otomatis dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti posisi, kecepatan, ketinggian, dan arah.
Sistem
autopilot pada drone dapat diprogram sebelum penerbangan dengan menggunakan
perangkat lunak khusus, yang memungkinkan pengaturan jalur terbang, kecepatan,
ketinggian, dan tindakan lain yang akan dilakukan oleh drone selama penerbangan.
Selama
penerbangan, sistem autopilot pada drone dapat secara otomatis mengatasi
gangguan seperti angin dan perubahan kondisi lingkungan lainnya, dan dapat
mempertahankan posisi, orientasi, dan kecepatan yang ditentukan dengan akurasi
yang tinggi.
Autopilot
pada drone digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk survei udara, pemetaan,
pengiriman barang, dan penyelamatan. Karena dapat bekerja secara otomatis tanpa
harus diawasi terus-menerus oleh pilot, autopilot pada drone dapat meningkatkan
efisiensi dan keamanan dalam pengoperasian drone. Namun, seperti halnya
teknologi lainnya, penggunaan autopilot pada drone juga memerlukan keterampilan
dan pengetahuan yang memadai untuk mengoptimalkan penggunaannya dan
meminimalkan risiko kesalahan manusia.
c.
Autonomus
Autonomous
pada drone adalah kemampuan drone untuk beroperasi sepenuhnya secara otomatis
tanpa bantuan manusia setelah diaktifkan dan diprogram dengan perangkat lunak
yang sesuai. Dalam mode terbang otonom, drone dapat melakukan tugas-tugas
tertentu tanpa intervensi manusia, termasuk pengambilan gambar, pemetaan,
survei, pengiriman, dan penjelajahan.
Autonomous
pada drone memungkinkan drone untuk mengumpulkan dan menganalisis data secara
mandiri, memilih rute terbaik, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
tanpa kehadiran manusia. Sistem penginderaan jarak jauh dan sensor pada drone
memungkinkan drone untuk mendeteksi dan menghindari rintangan, mengambil
keputusan yang cerdas, dan mengoptimalkan kinerja dalam kondisi lingkungan yang
berbeda.
Dalam
mode terbang otonom, drone dapat melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks dan
akurat dengan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan operasi drone yang dikendalikan manusia. Namun, karena tidak ada
intervensi manusia, mode terbang otonom pada drone juga memerlukan perangkat
lunak dan sistem yang andal untuk meminimalkan risiko kesalahan yang dapat
terjadi selama operasi.
Autonomous
pada drone saat ini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pemetaan,
pengiriman barang, pengawasan lingkungan, dan penyelamatan. Peningkatan dalam
teknologi drone dan perangkat lunak otonom yang semakin canggih akan terus
meningkatkan kemampuan dan aplikasi drone di masa depan.
2.
Komponen Bomber Drone Poltekad
a.
Flight Controller
Flight
controller pada drone adalah komponen penting yang mengatur dan mengontrol
gerakan drone selama penerbangan. Flight controller biasanya berupa sebuah
papan sirkuit elektronik kecil yang terpasang di dalam drone dan dilengkapi
dengan sensor seperti akselerometer, gyroscope, magnetometer, dan GPS. Flight
controller ini bertanggung jawab untuk mengumpulkan data dari sensor dan
mengatur motor drone untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan.
Flight
controller pada drone biasanya terhubung dengan remote control atau transmitter
yang digunakan oleh pilot untuk mengontrol drone. Saat pilot memberikan
perintah melalui remote control, flight controller menginterpretasikan sinyal
dan mengubahnya menjadi gerakan yang diinginkan oleh drone.
Selain
itu, flight controller juga dapat dilengkapi dengan perangkat lunak yang
memungkinkan pengaturan dan pemrograman jalur terbang, kecepatan, ketinggian,
dan tindakan lainnya yang akan dilakukan oleh drone selama penerbangan.
Flight
controller sangat penting untuk pengoperasian drone karena memungkinkan drone
untuk terbang dengan stabil dan terkendali, bahkan dalam kondisi lingkungan
yang berbeda. Flight controller yang baik dan handal juga dapat meningkatkan
keamanan dan efisiensi dalam pengoperasian drone. Oleh karena itu, memilih
flight controller yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam pembuatan
atau pemeliharaan drone.
b.
Motor
Motor
pada drone adalah komponen yang sangat penting karena bertanggung jawab untuk
menggerakkan baling-baling drone dan memberikan daya dorong yang dibutuhkan
untuk menerbangkan drone. Motor pada drone biasanya berbentuk silinder dan
terpasang di bawah setiap baling-baling drone.
Motor
pada drone biasanya ditenagai oleh baterai yang terpasang di dalam drone dan
dihubungkan ke ESC (Electronic Speed Controller) atau kontrol kecepatan
elektronik. ESC bertindak sebagai pengontrol daya dan memungkinkan pilot untuk
mengatur kecepatan motor dengan menggunakan remote control atau transmitter.
Motor
pada drone biasanya dibedakan berdasarkan ukuran dan jenisnya. Motor kecil
biasanya digunakan pada drone yang lebih kecil dan ringan, sedangkan motor yang
lebih besar digunakan pada drone yang lebih besar dan berat.
Motor
pada drone juga dapat memiliki jenis dan karakteristik yang berbeda, seperti
motor brushed dan brushless. Motor brushed menggunakan kontak listrik yang
langsung dengan komutator, sedangkan motor brushless menggunakan magnet
permanen dan memerlukan pengontrol elektronik tambahan untuk mengendalikan
gerakan motor. Motor brushless umumnya lebih efisien dan tahan lama
dibandingkan dengan motor brushed.
Kualitas
dan kinerja motor pada drone sangat penting karena dapat mempengaruhi
kestabilan, kecepatan, dan manuverabilitas drone selama penerbangan. Oleh
karena itu, memilih motor yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam
pembuatan atau pemeliharaan drone.
c.
Electronic Speed Controller
Electronic
Speed Controller (ESC) pada drone adalah sebuah perangkat elektronik yang
bertanggung jawab untuk mengontrol kecepatan dan arah putaran motor drone. ESC
berfungsi untuk mengubah sinyal listrik yang diterima dari flight controller
menjadi arus listrik yang sesuai untuk menggerakkan motor drone.
ESC
biasanya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu rangkaian elektronik yang berfungsi
untuk mengatur kecepatan motor, rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
mengatur arah putaran motor, dan rangkaian pendingin untuk menjaga suhu ESC
agar tidak terlalu panas.
ESC
pada drone biasanya terhubung dengan flight controller melalui kabel atau
sinyal radio. Flight controller memberikan perintah kepada ESC untuk mengontrol
kecepatan dan arah putaran motor sesuai dengan sinyal yang diterima dari remote
control atau transmitter.
ESC
pada drone juga memiliki fitur-fitur tambahan seperti perlindungan dari
kelebihan arus dan panas, perlindungan tegangan rendah pada baterai, dan fitur
lainnya yang dapat meningkatkan keamanan dan kinerja selama operasi drone.
Kualitas
dan kinerja ESC pada drone sangat penting karena dapat mempengaruhi kestabilan,
kecepatan, dan manuverabilitas drone selama penerbangan. Oleh karena itu,
memilih ESC yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam pembuatan atau
pemeliharaan drone.
d.
Propeller
Propeller
pada drone adalah salah satu komponen penting yang berfungsi untuk menghasilkan
daya dorong yang diperlukan untuk mengangkat dan menerbangkan drone. Propeller
pada drone biasanya berbentuk seperti baling-baling yang terpasang pada motor
drone.
Propeller
pada drone memiliki beberapa spesifikasi, seperti diameter, pitch, dan jumlah blade.
Diameter propeller mengacu pada jarak antara dua ujung baling-baling propeller,
sedangkan pitch mengacu pada sudut kemiringan dari baling-baling propeller.
Semakin besar pitch, semakin banyak daya dorong yang dihasilkan oleh propeller,
namun semakin lambat putaran propeller. Jumlah blade pada propeller pada drone
biasanya berkisar antara dua hingga enam, dengan empat blade sebagai pilihan
yang paling umum.
Pemilihan
propeller pada drone harus disesuaikan dengan jenis drone, bobot drone, dan
tujuan penggunaannya. Sebagai contoh, propeller dengan pitch besar lebih cocok
digunakan pada drone yang lebih berat, sedangkan propeller dengan pitch kecil
lebih cocok digunakan pada drone yang lebih ringan.
Selain
itu, kualitas dan kinerja propeller juga dapat mempengaruhi stabilitas,
kecepatan, dan manuverabilitas drone selama penerbangan. Oleh karena itu,
memilih propeller yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam pembuatan
atau pemeliharaan drone.
e.
Frame
Frame
pada drone adalah rangka atau struktur yang berfungsi untuk menopang dan
melindungi komponen-komponen drone seperti motor, baterai, dan elektronik
lainnya. Frame pada drone biasanya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan
lama, seperti plastik, serat karbon, atau aluminium.
Frame
pada drone memiliki beberapa bagian utama, yaitu center plate, arms, dan
landing gear. Center plate adalah bagian utama yang menjadi pusat atau titik
tengah dari frame, dan tempat di mana semua komponen drone lainnya ditempatkan
dan dihubungkan. Arms adalah bagian yang terhubung ke center plate dan
berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan motor dan propeller. Landing gear
adalah bagian yang terhubung ke arms dan berfungsi sebagai penyangga saat drone
mendarat.
Frame
pada drone dapat memiliki desain dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada
tujuan dan jenis drone yang dibuat. Misalnya, frame pada drone untuk fotografi
atau survei udara biasanya memiliki desain yang lebih stabil dan memiliki ruang
yang cukup untuk menampung kamera atau sensor lainnya. Sedangkan frame pada drone
balap biasanya memiliki desain yang lebih aerodinamis dan ringan untuk
meningkatkan kecepatan dan manuverabilitas.
Kualitas
dan kekuatan frame pada drone sangat penting karena dapat mempengaruhi
stabilitas, kecepatan, dan ketahanan selama penerbangan. Oleh karena itu,
memilih frame yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam pembuatan atau
pemeliharaan drone.
f.
Radio Transmitter dan Reciever
Radio
transmitter dan receiver adalah perangkat yang berfungsi untuk mengontrol drone
dari jarak jauh dan menerima sinyal dari drone. Radio transmitter dan receiver
pada drone terhubung melalui gelombang radio dan bekerja pada frekuensi
tertentu.
Radio
transmitter pada drone adalah perangkat yang digunakan oleh pilot untuk
mengontrol drone. Radio transmitter pada drone biasanya terdiri dari dua bagian,
yaitu transmitter dan remote control. Transmitter berfungsi untuk menghasilkan
sinyal radio yang dikirimkan ke drone, sedangkan remote control berfungsi untuk
mengontrol pergerakan drone seperti mengendalikan arah, kecepatan, dan
ketinggian.
Radio
receiver pada drone adalah perangkat yang ditempatkan di dalam drone dan
berfungsi untuk menerima sinyal radio yang dikirimkan oleh radio transmitter.
Radio receiver mengubah sinyal radio menjadi sinyal elektronik yang dapat
diinterpretasikan oleh flight controller pada drone. Flight controller kemudian
mengubah sinyal tersebut menjadi perintah untuk mengontrol motor dan komponen
lainnya pada drone.
Radio
transmitter dan receiver pada drone harus bekerja pada frekuensi yang sama agar
dapat berkomunikasi secara efektif. Frekuensi radio pada drone biasanya berada
pada rentang 2,4 GHz atau 5,8 GHz. Selain itu, radio transmitter dan receiver
pada drone juga harus memiliki jangkauan yang cukup untuk dapat mengontrol dan
menerima sinyal dari drone dalam jarak yang aman dan efektif.
Kualitas
dan kinerja radio transmitter dan receiver pada drone sangat penting karena
dapat mempengaruhi stabilitas, kecepatan, dan manuverabilitas drone selama
penerbangan. Oleh karena itu, memilih radio transmitter dan receiver yang tepat
dan berkualitas sangat penting dalam pembuatan atau pemeliharaan drone.
g.
Baterai
Baterai
atau power supply pada drone sangat penting karena merupakan sumber daya utama
untuk menggerakkan motor dan komponen elektronik lainnya pada drone. Baterai
pada drone biasanya berbentuk baterai Lithium Polymer (LiPo) yang ringan dan
memiliki kapasitas yang besar.
Kapasitas
baterai pada drone diukur dalam mAh (milliampere-hour) dan menunjukkan berapa
lama baterai dapat memberikan daya sebelum perlu diisi ulang. Kapasitas baterai
pada drone bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran drone, serta waktu
penerbangan yang diinginkan. Baterai pada drone biasanya dapat diisi ulang
menggunakan charger khusus yang disertakan atau dibeli terpisah.
Selain
kapasitas, faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih baterai untuk
drone adalah voltase. Voltase baterai pada drone bervariasi tergantung pada
jenis dan ukuran drone, dan dapat berada dalam rentang 3,7V hingga 22,2V atau
lebih tinggi untuk drone yang lebih besar dan kuat. Penting untuk memilih
baterai dengan voltase yang sesuai dengan spesifikasi drone, karena voltase
yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat merusak motor dan komponen
elektronik lainnya pada drone.
Durasi
penerbangan drone juga sangat tergantung pada kapasitas dan voltase baterai
yang digunakan. Semakin besar kapasitas dan voltase baterai pada drone, maka
durasi penerbangan akan semakin lama. Namun, memilih baterai dengan kapasitas
dan voltase yang terlalu besar juga dapat mempengaruhi kecepatan dan
manuverabilitas drone.
Oleh
karena itu, memilih baterai yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam
pembuatan atau pemeliharaan drone. Selain itu, penggunaan baterai yang benar
dan aman juga sangat penting untuk menghindari risiko kebakaran atau kerusakan
pada drone.
h.
Sensor
Sensor
pada drone adalah komponen penting yang berfungsi untuk mengukur atau
mendeteksi informasi sekitar drone. Sensor-sensor tersebut dapat membantu drone
dalam menjaga keseimbangan dan stabilisasi selama terbang, menentukan posisi
dan koordinat lokasi drone, serta membantu drone untuk menghindari atau
mengelak dari objek atau halangan di sekitarnya. Berikut adalah beberapa jenis
sensor yang umumnya terdapat pada drone:
1)
Sensor GPS: Sensor GPS pada drone berfungsi untuk menentukan
posisi dan koordinat lokasi drone saat terbang. Sensor GPS pada drone juga
dapat digunakan untuk mengontrol posisi dan ketinggian drone secara otomatis.
2)
Sensor Gyro: Sensor Gyro pada drone berfungsi untuk mengukur
rotasi atau perputaran drone pada tiga sumbu, yaitu roll (miring ke kiri atau
kanan), pitch (miring ke depan atau belakang), dan yaw (putaran pada sumbu
vertikal). Sensor Gyro pada drone juga digunakan untuk menjaga kestabilan dan
keseimbangan drone selama terbang.
3)
Sensor Accelerometer: Sensor Accelerometer pada drone berfungsi
untuk mengukur percepatan atau kecepatan pergerakan drone pada tiga sumbu,
yaitu sumbu X, Y, dan Z. Sensor Accelerometer pada drone juga digunakan untuk
menjaga kestabilan dan keseimbangan drone selama terbang.
4)
Sensor Barometer: Sensor Barometer pada drone berfungsi untuk
mengukur tekanan atmosfer pada ketinggian tertentu. Sensor Barometer pada drone
juga digunakan untuk mengontrol ketinggian drone secara otomatis.
5)
Sensor Kamera: Sensor Kamera pada drone berfungsi untuk merekam
gambar atau video selama terbang. Sensor kamera pada drone dapat berupa kamera
fisik yang terpasang pada drone atau kamera FPV (First Person View) yang
digunakan untuk mengontrol drone dari jarak jauh.
6)
Sensor LIDAR: Sensor LIDAR pada drone berfungsi untuk mengukur
jarak dan posisi objek di sekitar drone menggunakan teknologi laser. Sensor
LIDAR pada drone juga digunakan untuk navigasi dan penginderaan jarak jauh.
7)
Sensor Inframerah: Sensor Inframerah pada drone berfungsi untuk
mendeteksi dan mengukur suhu serta keberadaan objek di sekitar drone. Sensor
Inframerah pada drone juga digunakan untuk penginderaan dan pemetaan di
lingkungan yang tidak terlihat.
Sensor-sensor di atas
merupakan beberapa contoh sensor yang umumnya terdapat pada drone. Namun,
terdapat pula sensor lain seperti magnetometer, sensor cahaya, sensor
kelembaban, dan sensor suara yang dapat digunakan pada drone untuk berbagai
keperluan.
i.
Bomb Box
Bom yang dipasang pada
drone umumnya berukuran kecil dan dapat dikendalikan dari jarak jauh. Bentuk
dan ukuran bom yang dipasang pada drone dapat bervariasi tergantung pada tujuan
penggunaannya. Beberapa jenis bom yang dapat dipasang pada drone antara lain:
1)
Bom terpandu: Bom terpandu adalah jenis bom yang dilengkapi dengan
sistem pandu yang memungkinkan bom mengikuti target secara akurat. Bom terpandu
biasanya memiliki sensor dan perangkat komputer yang dapat menghitung arah dan jarak
target.
2)
Bom peluru kendali: Bom peluru kendali adalah jenis bom yang
dilengkapi dengan mesin roket atau motor jet dan sistem kendali jarak jauh. Bom
peluru kendali dapat menempuh jarak yang jauh dan memiliki keakuratan yang
tinggi.
3)
Bom jatuh bebas: Bom jatuh bebas adalah jenis bom yang dilemparkan
dari drone tanpa menggunakan sistem pandu atau kendali jarak jauh. Bom jatuh
bebas biasanya digunakan untuk menyerang target yang besar dan tidak bergerak
seperti fasilitas atau pangkalan militer.
Pemasangan bom pada drone memberikan beberapa
manfaat bagi militer dalam operasi perang, antara lain:
1)
Kemampuan serangan jarak jauh: Dengan menggunakan drone yang
dilengkapi bom, militer dapat menyerang target dari jarak jauh tanpa harus
mendekati zona konflik. Hal ini memungkinkan militer untuk menghindari bahaya
yang mungkin terjadi akibat serangan musuh.
2)
Keakuratan yang tinggi: Drone dilengkapi dengan sensor dan
teknologi pengolahan data yang memungkinkan bom diluncurkan dengan keakuratan
yang tinggi. Hal ini memungkinkan militer untuk menyerang target dengan efektif
dan mengurangi kerusakan yang tidak diinginkan.
Komentar
Posting Komentar